Rabu, 26 September 2018

HUKUM MEMBACA MANAQIB

HUKUM MEMBACA MANAQIB SYAIKH  'ABDUL QADIR AL JILANI RA, KITAB JAWAHIRUS SANIYYAH DAN KITAB JAWAHIRUL MA'ANI 

Salah satu budaya mengenang sejarah dan autobiographi wali adalah manaqib. Manaqiban atau membaca manaqib dipercaya sebagai jalinan untuk terus-menerus menyambung tali silaturahmi dengan Syekh Abdul Qadir al Jailany yang dikenal dengan sultanul aulia.

Bagaimana dan apa seputar manaqib itu. Tulisan ini sekedar pendapat pribadi. Ayat di bawah ini bisa dijadikan landasan mengapa kita harus berada di belakang orang-orang yg selalu berada dalam jalan kembali kepada Allah swt.

"Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." (QS Luqman: 15)

Bersyukur kepada Allah atas nikmat besar dimana kita masih bisa mendengar tausiah atau nasehat para ulama yang tidak bosan-bosannya mendorong manusia agar meningkatan kualitas iman ruhaninya. Bukan sekedar kata-kata, prilaku dan contoh kehidupannya merupakan pelajaran yang amat berharga yang semestinya dijadikan teladan bagi para murid-muridnya atau para simpatisannya. Semoga upaya para ulama ini dapat kita ikuti baik yang mengaku murid-muridnya atau yang menyukai perjalan ruhani menuju Mahabbah kepada Allah.

Salah satu tradisi yang dilakukan oleh dunia pesantren adalah mengamalkan manaqib. Manaqib yang dibaca adalah seputar prikehidupan Syeikh Abdul Qodir al Jilany q.s.a yang dikenal dengan Sulthanul Auliya. Karenanya manaqib yang dibaca adalah Manaqib Syeikh Abdul Qadir al Jilany.

Dalam pembacaan manaqib ini biasanya salah seorang memimpin bacaan yang terdapat dalam kitab manaqib. Sementara yang lainnya dengan khusu' mendengarkan secara aktif dengan memuji Allah dengan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Asmaul Husna. Bagi yang mengerti bacaannya dapat menyelami lebih dalam maksud dan pelajaran-pelajaran dari isi kitab tersebut. Sebab di dalamnya berisi perikehidupan, kebiasaan dan kelebihan-kelebihan dari Wali Allah. Bagi yang tidak mengerti akan diterangkan oleh gurunya.

Pembacaan manaqib ini mempengaruhi tingkat kerohanian para pengamal thareqah. Karena dengan membaca manaqib diharapkan dapat mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah swt (berkah). Mengapa? Sebab di dalam kitab manaqib Syeikh Abdul Qadir Al Jilani terdapat autobiographi (catatan perjalanan kehidupan) tentu saja di dalamnya terdapat sejarah, nasihat, prilaku yang bisa dijadikan teladan dari Syeikh Abdul Qoadir q.s.a

Menurut kamus Munjib dan Kamus Lisanul 'Arab, Manaqib adalah ungkapan kata jama' yang berasal dari kata Manqibah artinya Atthoriqu fi al jabal jalan menuju gunung atau dapat diartikan dengan sebuah pengetahuan tentang akhlaq yang terpuji, akhlaqul karimah. Dari pengertian ini manaqib dapat diartikan sebuah upaya untuk mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah SWT dengan cara memahami kebaikan-kebaikan para kekasih Allah yaitu para Aulia. Sebab Para wali dicintai oleh Allah dan para wali sangat cinta kepada Allah. (Yuhibbuunallah wayubibbuhum).

Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Maidah (5): 54)

Ensiklopedi Islam mengartikan manaqib sebagai sebuah sejarah dan pengalaman spiritual seorang wali Allah Swt. yang di dalamnya terdapat cerita-cerita, ikhtisar hikayat, nasihat-nasihat serta peristiwa-peristiwa ajaib yang pernah dialami seorang syekh. Semuanya ditulis oleh pengikut tarekat atau para pengagumnya dan dirangkum dari cerita yang bersumber dari murid-muridnya, orang terdekatnya, keluarga dan sahabat-sahabatnya (Ensiklopedi Islam: 152).

Jadi, manaqib adalah kitab sejarah atau autobiographi yang bersifat hagiografis (menyanjung) karena manaqib dibaca bertujuan dijadikan teladan bagi pembacanya disamping juga tujuan tabarruk (mengharap berkah) dan tawassul (membuat perantara pembaca dengan Allah).

Manaqib adalah Tawasul

Mengenai masalah tawasul dan tabarruk, Said Ramdhan al-Buthi menyampaikan bahwa tawassul dan tabarruk adalah dua kalimat dengan satu arti yang kalau dalam Ushul Fiqh disebut dengan tanqihul ma¬nath, dengan menjadikan bagian-bagian kecil (tabarruk) dari satu induk (tawassul) dimasukkan ke dalam induk tersebut. Namun, al-Buthi dengan tegas mengatakan bahwa tawassul adalah tindakan sunnah dengan bukti banyaknya dalil nash hadits yang shahih. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa beliau pernah menyimpan beberapa helai rambut Nabi. Rambut tersebut beliau simpan sebagai obat bagi sahabat yang sakit dengan mengharap barokah Nabi (Fiqh al-Sirah:177-178).

Pada masa Rasulullah saw seperti tertulis dalam kitab Al Hikam dimana Rasulullah saw pernah menyuruh Sahabat Ali kw untuk menemui Uways al Qarny r.a untuk memintakan ampunan kepada Allah swt. Karena uways ini menurut Nabi saw akan menjadi salah satu raja di surga.

Tawasul berupa Amal

Hadits tentang wasilah berupa amal yang bersumber dari Ibnu Umar ra. . bahwa Rasulullah saw bercerita dalam hadits ini yang cukup panjang salah satu intinya adalah ada tiga orang yang tersesat di dalam gua, lalu tiba-tiba sebuah batu besar menutupi mulut gua. Namun tiada harapan kecuali berdoa kepada Allah agar batu bisa tersingkir. Ketika satu demi satu orang berdoa, mereka berwasilah dengan amal sholeh masing-masing;

orang pertama berwasilah pada amal dimana ia pernah memberikan susu kepada ibudanya padahal anaknya sangat membutuhkan; "Aku lebih mengutamakan ibu terlebih dahulu dari pada anak-anakku meskipun anaku merengek meminta."

Adapun wasilah amal orang kedua adalah kemampuan orang kedua ini menghentikan niat hendak mau menggauli sepupu perempuannya padahal sudah memberikan uang 100 dinar, namun tidak jadi karena sepupu perempuannya meminta menikahkannya, akhirnya membatalkan niat jahat tersebut.

Sedangkan orang ketiga memiliki wasilah amal dimana dia memakan hak gaji pegawai. Ketika ditegur "takutlah kepada Allah dan janganlah mendzalimi aku." Karena merasa takut kepada Allah, setelah sekian lama orang ini memberikan ganti uang hak pegawai itu berupa peternakan lembu dan anak-anaknya yang telah berkembang biak yang modalnya diambil dari hak pekerja tersebut.

Dari ketiga wasilah orang tersebut Allah menggerakkan batu besar yang menutupi gua sehingga mereka bertiga bisa lepas dari musibah. (HR. Bukhari-Muslim)

Dari hadits tersebut di atas, maka sebuah amal adalah wasilah yang dapat mengantarkan kita kepada Allah swt. Dengan amal ini juga boleh jadi dapat memberikan pertolongan terhadap derita seorang hamba karena tertimpa musibah seperti derita tiga orang yang terjebak di dalam gua.

Dalil Manaqib

Mendekati Allah dengan cara mendekati orang-orang yang dicintai Allah adalah sesuai dengan firman Allah swt dalam Surat Luqman: 15: "…. dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

Tafsir al Qurthuby mengartikan "anaba ilayya" kembali kepada-Ku (Allah swt) yaitu kembali kepada jalan para Nabi dan orang-orang sholeh. Dengan demikian maka mengikuti jalan orang-orang sholeh apalagi para ulama dan aulia merupakan anjuran Allah dan Rasul-Nya. "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Yunus: 62)

Jadi dengan mengikuti pembacaan manaqib Insya Allah meru¬pakan salah satu jalan tempuh untuk memperoleh rakhmat dan karunia Allah dengan cepat. Sebab dengan manaqib ini kita dapat mengenal, memahami, serta menyelami karakter serta sifat-sifat wali Allah yang tujuan akhirnya dalah untuk diteladani.

Kalau Uwais ra hidup pada zaman Rasulullah saw maka para Waliullah yang hidup setelahnya patut kita contoh. Salah satunya adalah Syeikh Abdul Qadir al Jilany (Allah telah mensucikan sir nya) yang dikenal dengan sultanul auliaa (Penghulu para wali).

Diantara para pembaca manakib ada yang mengamalkan pembacaan manaqib ini secara berkala mingguan, bulanan tahunan atau kapan saja jika dikehendaki. Atau dalam moement-moment berkumpul seperti dalam acara syukuran lahir anak atau acara walimahan. Tentu saja harapannya adalah agar memperoleh keberkahan dalam kehidupan jasmani dan rohani dunia wal akhirat.

Di bawah ini, kami sajikan juga tanya jawab agar memudahkan para pembaca untuk memahami bagaimana hukum membaca manaqib,

Assalamu'alaikum wr. wb. Pak ustadz yang saya hormati, kami memiliki perkumpulan manaqib. Biasanya kita setiap tanggal 11 membaca manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani, secara bergilir. Tradisi membaca manaqib ini sudah bertahun-tahun, dari orang tua kami zaman dulu. Bahkan di daerah kami biasanya kalau ada orang sehabis membangun rumah mereka mereka mengundang orang-orang kemudian dibacakan manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani. Tuan rumah pun menyuguhkan pelbagai aneka makan kepada para undangan. Para tetangga juga dibagi makanan terutama yang tidak mampu.<>

Namun akhir-akhir ada sekelompok orang yang mengaggap bahwa tradisi yang kami lakukan turun-temurun hukumnya haram. Yang ingin kami tanyakan apa benar membaca manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani dilarang, dan hukum menyuguhkan makanan setelah manaqiban. Atas penjelasan dari pak ustadz kami sampaikan terimkasih. Wassalamu'alaikum wr. wb (Majid/Cilacap)


Assalamu'alaikum wr. Wb.

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Para wali merupakan hamba-hamba yang saleh, dekat dengan Allah, dan dipilih oleh Allah sendiri. Banyak sejarah hidup para wali atau yang kita kenal sekarang dengan nama manaqib, yang telah dibukukan, seperti manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani. Kerena mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah maka sudah sewajarnya jika kita mencintai mereka.

Sedangkan salah satu hal yang bisa menambah rasa kecintaan kita kepada para wali adalah dengan membaca manaqibnya. Dengan membaca manaqibnya kita bisa mengetahui kesalehan dan kebaikannya, dan hal ini tentunya akan menambah kecintaan kita kepadanya.

Dari sini dapat kita pahami bahwa membaca manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani itu sangat baik. Karena akan menambah kecintaan kita kepada beliau, yang notebenenya adalah salah seorang wali Allah, bahkan beliau disemati gelar sebagai sulthan al-awliya` atau pemimpin para wali.

اِعْلَمْ يَنْبَغِي لِكُلِّ مُسْلِمٍ طَالِبِ الْفَضْلِ وَالْخَيْرَاتِ أَنْ يَلْتَمِسَ الْبَرَكَاتِ وَالنَّفَحَاتِ وَاسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ وَنُزُوْلِ الرَّحْمَاتِ فِيْ حَضَرَاتِ اْلأَوْلِيَآءِ فِيْ مَجَالِسِهِمْ وَجَمْعِهِمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا وَعِنْدَ قُبُوْرِهِمْ وَحَالَ ذِكْرِهِمْ وَعِنْدَ كَثْرَةِ الْجُمُوْعِ فِيْ زِيَارَاتِهِمْ وَعِنْدَ مُذَاكَرَاتِ فَضْلِهِمْ وَنَشْرِ مَنَاقِبِهِمْ

"Ketahuilah! Seyogyanya bagi setiap muslim yang mencari keutamaan dan kebaikan, agar ia mencari berkah dan anugrah, terkabulnya doa dan turunnya rahmat di depan para wali, di majelis-majelis dan kumpulan mereka, baik yang masih hidup ataupun sudah mati, di kuburan mereka, ketika mengingat mereka, dan ketika banyak orang berkumpul dalam berziarah kepada mereka, serta ketika mengingat keutamaan mereka, dan pembacaan riwayat hidup mereka". (Alawi al-Haddad, Mishbah al-Anam wa Jala` azh-Zhulam, Istanbul-Maktabah al-Haqiqah, 1992 M, h. 90)

Sedangkan mengenai suguhan makanan baik sebelum atau setelah manaqiban pada dasarnya merupakan penghormatan kepada para tamu yang diundang. Dengan kata lain, penyuguhan itu dalam rangka memuliakan tamu, sedangkan kita dianjurkan memulianan tamu. Karena memuliakanntamu termasuk salah satu tanda dari kesempurnaan atau benarnya keimanan kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw; "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yang sempurna) maka hendaknya ia memuliakan tamunya" (H.R. Bukhari-Muslim).

رَغَّبَ الإْسْلاَمُ فِي كَرَامَةِ الضَّيْفِ وَعَدَّهَا مِنْ أَمَارَاتِ صِدْقِ الإْيمَانِ ، فَقَدْ وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَال : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآْخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

"Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memuliakan tamu, dan mengkategorikan pemulian kepada tamu sebagai salah satu tanda benarnya keimanan. Sungguh, Nabi saw telah bersabda; 'Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yang sempurna) maka hendaknya ia memuliakan tamunya" (Lihat, Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`un al-Islamiyyah-Kuwait, al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Mesir-Mathabi` Dar ash-Shafwah, cet ke-1, juz, 24, h. 218)

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Saran kami, jangan kita terburu-buru menghukumi sesat atau haram terhadap pelbagai amaliyah atau tradisi di daerah kita sebelum kita benar-benar memahami seluk beluknya. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu'alaikum wr. wb

Demikian ulasan kami tentang perkara-perkara yang berkaitan dengan manaqib, baik tata cara, hukum dan hikmah  dari membacanya. semoga bermanfaat untuk menambah wawasan agama kita semua. Amin.

Manfaat

Para wali merupakan hamba2 yg saleh, dekat dengan Allah, dan dipilih oleh Allah sendiri. Banyak sejarah hidup para wali atau yang kita kenal sekarang dengan nama manaqib, yang telah dibukukan, seperti manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani. Kerena mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah maka sudah sewajarnya jika kita mencintai mereka.  

Sedangkan salah satu hal yg bisa menambah rasa kecintaan kita kepada para wali adalah dengan membaca manaqibnya. Dengan membaca manaqibnya kita bisa mengetahui kesalehan dan kebaikannya, dan hal ini tentunya akan menambah kecintaan kita kepadanya.  

Dari sini dapat kita pahami bahwa membaca manaqib Syaikh Abdul Qadir Jilani itu sangat baik. Karena akan menambah kecintaan kita kepada beliau, yang notebenenya adalah salah seorang wali Allah, bahkan beliau disemati gelar sebagai sulthan al-awliya` atau pemimpin para wali. 

اِعْلَمْ يَنْبَغِي لِكُلِّ مُسْلِمٍ طَالِبِ الْفَضْلِ وَالْخَيْرَاتِ أَنْ يَلْتَمِسَ الْبَرَكَاتِ وَالنَّفَحَاتِ وَاسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ وَنُزُوْلِ الرَّحْمَاتِ فِيْ حَضَرَاتِ اْلأَوْلِيَآءِ فِيْ مَجَالِسِهِمْ وَجَمْعِهِمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا وَعِنْدَ قُبُوْرِهِمْ وَحَالَ ذِكْرِهِمْ وَعِنْدَ كَثْرَةِ الْجُمُوْعِ فِيْ زِيَارَاتِهِمْ وَعِنْدَ مُذَاكَرَاتِ فَضْلِهِمْ وَنَشْرِ مَنَاقِبِهِمْ

"Ketahuilah! Seyogyanya bagi setiap muslim yang mencari keutamaan dan kebaikan, agar ia mencari berkah dan anugrah, terkabulnya doa dan turunnya rahmat di depan para wali, di majelis-majelis dan kumpulan mereka, baik yang masih hidup ataupun sudah mati, di kuburan mereka, ketika mengingat mereka, dan ketika banyak orang berkumpul dalam berziarah kepada mereka, serta ketika mengingat keutamaan mereka, dan pembacaan riwayat hidup mereka". (Alawi al-Haddad, kitab Mishbah al-Anam wa Jala` azh-Zhulam, Istanbul-Maktabah al-Haqiqah, 1992 M, h. 90)

Sedangkan mengenai suguhan makanan baik sebelum atau setelah manaqiban pada dasarnya merupakan penghormatan kepada para tamu yang diundang. Dengan kata lain, penyuguhan itu dalam rangka memuliakan tamu, sedangkan kita dianjurkan memulianan tamu. Karena memuliakanntamu termasuk salah satu tanda dari kesempurnaan atau benarnya keimanan kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw; "Barang siapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yg sempurna) maka hendaknya ia memuliakan tamunya" (H.R. Bukhari-Muslim).

رَغَّبَ الإْسْلاَمُ فِي كَرَامَةِ الضَّيْفِ وَعَدَّهَا مِنْ أَمَارَاتِ صِدْقِ الإْيمَانِ ، فَقَدْ وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَال : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآْخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

"Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memuliakan tamu, dan mengkategorikan pemulian kepada tamu sebagai salah satu tanda benarnya keimanan. Sungguh, Nabi saw telah bersabda; 'Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yang sempurna) maka hendaknya ia memuliakan tamunya" (Lihat, kitab Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`un al-Islamiyyah-Kuwait, al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Mesir-Mathabi` Dar ash-Shafwah, cet ke-1, juz, 24, h. 218)   

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Saran kami, jangan kita terburu-buru menghukumi sesat atau haram terhadap pelbagai amaliyah atau tradisi di daerah kita sebelum kita benar-benar memahami seluk beluknya. 

Selasa, 25 September 2018

Islam Nusantara bukan agama baru

Sedikit Copas dari teman yg ikut kgiatan tsb,           Sekelumit Cuplikan hasil kuliah umum dengan Prof.  Dr.  H.  Abd Harist.  M. Ag (Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang). 

"Islam Nusantara bukan agama baru, bukan juga aliran baru. Islam Nusantara adalah  Islam yg universal yg di tarik ke budaya daerah (kearifan lokal) atau pemikiran yang berlandaskan sejarah Islam masuk ke Indonesia tidak melalui peperangan sebagaimana yang telah diterapkan oleh Wali Songo, tidak harus menghilangkan budaya tapi kompromi terhadap budaya,biar bisa diterima disemua golongan, dan memberi bukti kepada orang barat bahwa Islam itu bukan tororis, tapi Rahmatan lil 'Alamin" semoga bisa difahami.

Musnahnya syair-syair cacian kepada Nabi Muhammad Saw

Musnahnya syair-syair cacian kepada Nabi Muhammad Saw

Ada yang bertanya kenapa syair2 pujian kepada Nabi saw begitu banyak dan ada sampai sekarang? sedangkan syair2 hujatan kepada beliau musnah padahal dizaman rasul saw sedang hits2nya seni bersyair.
Apa kafir quraisy tidak ada yang membuat syair hinaan kpd Nabi saw???

JAWAB
Mereka banyak membuat syair hujatan kpd Nabi saw tapi para sahabat sepakat untuk mendiamkan tidak menjawab dan tidak menanggapi sehingga lambat laun syair2 itu pun musnah,

Zaman now
Intai kesalahan - update - share - VIRALKAN - balasan

Zaman Sahabat
Hinaan - DIAMKAN - musnah

Jumat, 14 September 2018

Kisah Kalung Sayyidatuna Fatimah

🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

*📃CERITA HARI INI*

*🌹NUSANTARA CINTA RASUL🌹*        

*۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞.*

*💦Kisah Kalung Sayyidatuna Fatimah ra - Sarat Makna💦*

📃Kisah Sedekah Sayyidatuna Fatimah ra, anak Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam.

🧔Tiba-tiba seorang kakek muncul ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam sedang berkumpul bersama para sahabatnya di dalam masjid selepas mengerjakan shalat jamaah.
*"Wahai, Rasulullah. Saya sangat lapar. Tolonglah saya. Dan saya tidak punya pakaian kecuali yang menempel di badan sekarang.*
*Berilah saya."*

🌹Sebenarnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam sangat iba menyaksikan keadaan orang tua itu. Wajahnya pucat, bibirnya membiru dan tangannya agak gemetar memegangi tongkatnya. Cuma kebetulan beliau sedang tidak punya apa-apa. Sudah habis diberikannya kepada orang lain.
*"Maaf, orang tua. Tidak ada yang dapat saya berikan saat ini.* *Tetapi jangan putus asa. Datanglah kepada anak saya, Fatimah, mungkin ada sesuatu yang bisa diberikannya sebagai sedekah.*

🚶‍♂Maka pergilah kakek itu kepada Sy Fatimah. 

🏡Di depan rumahnya kakek itu berseru, *"Wahai putri Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam. Aku lapar sekali. Dan tidak punya apa-apa. Aku datang kepada ayahmu, tetapi beliau sedang tidak punya apa-apa. Aku disuruhnya datang kepadamu. Mungkin engkau, punya sedekah untukku?"*

🙁Sy Fatimah ra kebingungan. Ia tidak memiliki barang yang cukup berharga untuk disedekahkan. Padahal, selaku keluarga Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam ia telah terbiasa menjalani hidup amat sederhana, jauh di bawah taraf kehidupan rakyat jelata. Yang dianggapnya masih lumayan berharga cuma selembar kulit kambing yang biasa dipakai sebagai alas tidur Hasan dan Husain. Jadi, itulah yang diambil dan diserahkannya kepada si kakek.

🧔Orang tua itu lebih kebingungan daripada yang memberikannya. Ia sedang lapar dan tidak punya apa-apa. Mengapa kepadanya diserahkan selembar kulit kambing? Buat apa?
*"Wahai Putri Rasulullah. Apakah kulit kambing itu dapat mengenyangkan perutku dan dapat kupakai untuk menghangatkan badanku?"* tanya orang tua itu.

🌹Sy Fatimah ra tidak bisa menjawab. Ia kembali masuk ke dalam rumahnya, mencari-cari benda lain yang pantas disedekahkan. ia bertanya-tanya, mengapa ayahku mengirimkan orang ini kepadaku, padahal Ayah tahu aku tidak lebih kaya daripada beliau? 

👉Sesudah termenung sejenak barulah ia teringat akan seuntai barang pemberian Fatimah binti Abdul Muthalib ra, bibinya. Barang itu amat indah, namun ia merasa kurang pantas memakainya karena ia dikenal sebagai pimpinan umat. Barang itu adalah sebuah kalung emas. Buru-buru diambilnya benda itu dari dalam kotak simpanannya, lalu diserahkan kepada si kakek. 

🕋😨Orang itu terbelalak melihat benda yang kini digenggamnya. Begitu indah. Pasti amat mahal harganya.

🕌Dengan suka cita orang itu pergi menemui Rasulullah kembali di masjid. Diperlihatkannya kepada beliau kalung emas pemberian Fatimah. Rasulullah hanya berdoa, *"Semoga Allahسبحا نه و تعالى membalas keikhlasannya."*

👳‍♂Salah satu sahabat nabi yang kaya raya, Sy Abdurrahman bi Auf, berkata, 
*"Hai, orang tua. Maukah kaujual kalung itu kepadaku?"*

👳‍♂Kakek itu menoleh kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wassallam, *"Bolehkah saya jual, Ya Rasul?"*
*"Silakan, kalung itu milikmu,"* sahut Nabi Sallallahu Alaihi Wassallam.

🧔Orang tua itu lantas berkata kepada sahabat Abdurrahman bin Auf, 
*"Berikan kepadaku beberapa potong roti dan daging untuk mengganjal perutku, dan sekedar biaya kepulanganku ke kampung."*

👳‍♂💰Sy Abdurrahman bin Auf mengeluarkan duapuluh dinar dan seratus dirham, beberapa potong roti dan daging, pakaian serta seekor unta untuk tunggangannya ke kampung.

😍Dengan gembira kakek itu berkata, *"Terima kasih, wahai kekasih Allah. Saya telah mendapatkan lebih daripada yang saya perlukan.* *Bahkan saya telah merasa menjadi orang kaya.*

Nabi Sallallahu Alaihi Wassallam menjawab, *"Terima kasih kepada Allah dan Rasul-Nya harus diawali dengan berterimakasih kepada orang yang bersangkutan.* *Balaslah kebaikan Fatimah."*

🧔🤲Orang tua itu kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas, 
*"Ya Allah, aku tak mampu membalas kebaikan Fatimah dengan yang sepadan. Karena itu aku mohon kepada -Mu, berilah Fatimah balasan dari hadirat -Mu, berupa sesuatu yang tidak terlintas di mata, tidak terbayang di telinga dan tidak terbetik di hati, yakni surga -Mu, Jannatun Na'im."*

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam menyambut doa itu dengan amin seraya tersenyum ceria.

🗓Beberapa hari kemudian, budak Sy Abdurrahman bin Auf, bernama Saham datang menghadap Nabi Sallallahu Alaihi Wassallam sambil membawa kalung yang dibeli dari orang tua itu.
*"Ya Rasulullah," ujar Saham. "Saya datang kemari diperintahkan Tuan Abdurrahman bin Auf untuk menyerahkan kalung ini untukmu, dan diri saya sebagai budak diserahkannya kepadamu."*

🌹Rasulullah tertawa. *"Ku terima pemberian itu. Nah, sekarang lanjutkanlah perjalananmu ke rumah Fatimah, anakku. Kalung ini tolong serahkan kepadanya. Juga engkau kuberikan untuk Fatimah."*

🚶‍♂Saham lalu mendatangi Sy Fatimah ra di rumahnya, dan menceritakan pesan Rasulullah Sallahu Alaihi Wassallam untuknya. 
Sy Fatimah dengan lega menyimpan kalung itu di tempat semula, lantas berkata kepada Saham, 
*"Engkau sekarang telah menjadi hakku karena itu, engkau kubebaskan. Sejak hari ini engkau kembali menjadi orang merdeka."* 

😍Saham tertawa nyaring sampai Fatimah keheranan, *"Mengapa engkau tertawa?"*

👉Bekas budak itu menjawab, 
*"Saya gembira menyaksikan riwayat sedekah dari satu tangan ke tangan berikutnya. Kalung ini tetap kembali kepadamu, wahai putri junjungan, namun karena dilandasi keikhlasan, kalung ini telah membuat kaya orang miskin, telah menjamin surga untukmu, dan kini telah membebaskan aku menjadi manusia merdeka."*

Semoga kita bisa mengambil hikmahnya
(Ditulis ulang dari 30 Kisah Teladan, oleh Alm. K.H Abdrrahman Arroisy.) 

Semoga menjadi amal jariyah beliau yang tak usang oleh masa, Amin Ya Rabb Al-Alamin.)

Semoga Bermanfaat dan kita bisa mengambil hikmahnya. 


🌺 *| Nusantara Cinta Rasul |* 🌺

♡ _Cinta Rasul International Community_ ♡

🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋🌼🕋

Kerajaan paling tuwa diindonesia itu mana?...

EALAH EMBUH...

Kerajaan paling tuwa diindonesia itu mana?... Pertanyaan yg singkat tetapi untuk semua jawaban yg di sodorkan para ahli diseluruh dunia, aku tidak percaya oleh karena : 

1. Tafsir oleh buya hamka yg mengatakan bahwa nabi adam pertama kali di turunkan di pula swarna jawa dwipa tidak terbantahkan oleh ahli tafsir manapun juga disebabkan di ceritakan bahwa di tempat adam turun beliau menyalakan api dari kayu yg hijau, dan spec kayu hijau yg bisa menyala hanya satu2nya di dunia ini berada di pulau sumatra... 

2. Penelitian ahli geologi dunia yg menetapkan bahwa daratan yg tercipta pertama di dunia adalah pulau swarna jawa dwipa di tinjau dari usia carbon tanah, sehingga dlm guines biok of recordpun di sebut pula sebagai pulau hijau dan pulau roh... 

3. Manusia purba tertua di dunia adalah manusia jawa dan homo sapien tertua di dunia juga di pegang oleh manusia jawa... 

4. Bahasa yg memiliki tingkatan2 dan paling rumit di dunia adalah bahasa jawa... 

5. Pengetahuan metalurgi yg paling lengkap dg seni tempa yg paling rumit adalah milik orang jawa... 

6. Ilmu astrologi pakuwon yg paling tua dan lengkap adalah astrologi jawa... 
7. Kemenyan, barus dan rempah2 adalah komoditas khas yg hanya bisa tumbuh di tempat tertentu yaitu nusantara dan barang2 itu telah di kenal oleh peradaban mesir purba, romawi dan cina jauh sebelum masehi yg mereka akui di dapat dari jalur perdagangan dg nusantara purba... 

8. Cerita kerajaan nusantara di ketahui sejak di temukannya peninggalan berupa candi2 dan prasasti2 yg bersifat baru serta saat inipun telah ditemukan kanal2 majapahit purba yg terkubur di bawah kanal2 majapahit baru di trowulan...

9. Kalaupun atlantis benar adanya dan terkubur tenggelam jauh di dasar laut sana, maka sudah pasti itu berada di wilayah nusantara dikarenakan gugus sabuk gunung berapi 90 % di dunia ada di nusantara yg menyebabkan gerak lempeng bumi teraktif di dunia yg bisa manaikkan dan menenggelamkan sebuah daratan... 

10. Aktifitas letusan gunung yg debu dan banjir laharbya bisa menenggelamkan sebuah wilayah dan kerajaan sampai di ceritakan bahwa mpu sendok-pun memindahkan kerajaannya akibat bencana alam... 

11. Iklim extrim di dunia banyak di sebabkan oleh aktifitas gunung berapi di nusantara di mulai dari zaman es, zaman gletser bahkan dikatakan letusan krakatau purba dan krakatau baru membuat musim dingin yg extrim di seluruh dunia yg menyebabkan korban tidak terhingga banyaknya...

12. Penelitian genetik mengakui bahwa hanya ras jawa yg memiliki hubungan sinapsip antara otak besar dan otak kecil, yg artinya ras jawalah seharusnya manusia paling cerdas di dunia sekaligus paling waskito lan sekti...

13. Orang jawa yg menemukan sistem terasering persawahan tertua...

14. Lukisan goa yg ditemukan di jawa lebih tua dari tempat lain...

15. Perahu pinisi nusantara yg paling efektif di dunia ...

16. keris jawa adalah senjata tikam paling akurat di dunia...

17. Filosofi dalam pakem perkerisan adalah paling rumit, lengkap dan mendalam...

18. Candi borobudur adalah kitab batu paling lengkap di dunia...

19. Pada zamannya nusantara adalah kerajaan maritim terkuat di dunia...

20. Kayu pembuat kapal nabi nuh terbukti dari kayu jati nusantara...

21. Bahan balsem mesir purba adalah dari nusantara...

22. Kemenyan dan mur yg di persembahkan kepada bayi yesus terbukti dari nusantara...

23. Negri baldatun yg sering di sebut dlm al qur'an ciri2nya dimiliki sepenuhnya oleh nusantara dan bukan negri yaman...

24. Arah yamani dari sudut yamani tepat titik koordinatnya dg puncak stupa borobudur... 

25. Kemungkinan negri saba ratu balkis yg di maksud adalah wonosobo dg identifikasi kesamaan karakter lingkungannya...

26. Kemungkinan kuil sulaiman yg di cari2 oleh kaum yahudi adalah candi borobudur...

27. Catatan tentang keberadaan kerajaan kalingga dg ratu sima yg justru kita ketahui dari catatan pedagang cina...

28. Kode red untuk heker IT di tetapkan adalah pulau jawa...
29. Huruf yg paling simple dan singkat di seluruh dunia adalah caraka jawa... 

30. Penanggalan jawa jauh lebih akurat di bandingkan penanggalan julian dan gregorius...

31. Fosil2 flaura dan fauna purba banyak di temukan di indonesia...

32. sumber daya alam tambang2 mineral banyak di indonesia...

33. Zona penempatan satelit hanya ada di atas indonesia...

34. Perairan laut nusantara telah terkenal sejak dulu sebagai perempatan dunia yg nilai strategisnya tidak tertandingi oleh wilayah manapun...

35. Seringnya seluruh satelit yg ada menerima citra gambar adanya tiang cahaya yg memancar infinitif tanpa batas dari daratan pulau jawa...

36. Di temukan catatan dari peradaban mesir purba yg mancaritakan adanya sebuah wilayah negri di timur yg di gambarkan sebagai sorga di dunia yg karakteristiknya mencerminkan geografi wilayah nusantara dg ciri tanaman khasnya berupa rempah2...

37. Tali pusat bayi yg biasa di simpan masyarakat jawa dan di pergunakan sebagai obat segala macam penyakit pada kehidupan si anak, saat ini terbukti sebagai temyan tertinggi terobosan bidang medis yg paling canggih dg penerapan teknologi STEM CELL-nya...

38. Tempe dg kandungan rizomanya telah di akui sebagai makanan yg paling menyehatkan bagi pencernaan, sayangnya telah di patenkan oleh bangsa ingris...

39. Kerajaan majapahit di akui sebagai negara adidaya pada zamannya yg dapat mengimbangi dominasi mongolia...

40. Sungai brantas di jawa diakui sebagai memiliki jajak rekam kehidupan manusia dari setiap zaman yg memiliki koleksi fosil manusia paling lengkap di dunia dan menjadi pusat terpenting dalam mempelajari zaman serta peradaban manusia... 

Copas : grop sebelah.
...............................

NB : 
Cocok buat dijadikan kajian diskusi bareng2 lor, sapa tau ada manfaatnya🙏🙏🙏😁
Rus... wes turu ta?😁🙏
Indonesia sejak dulu memiliki bnyk nama..
-Ada jawa dwipa
-dwi pantara
- swarna dwipa
-nusantara
-indonesia
Bahkan orang madura dr dulu sampai skrg klo menyebut kalimantan bilangnya dengan "jhebe dhejeh "😁
Bhs indonesianya 
(Jawa utara)
Bangsa indonesia dahulu dijajah krg lbh 35o thn.. waktu yg sgt  panjang dan memungkinkan tuk menutupi bnyk sejarah nusantara .
Itu asumsiku, melihat bnykx peninggalan sisa2 peradaban masa lalu.
🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Salah satunya "gunung padang" yg ada di jawa barat msh penuh misteri .

Kamis, 06 September 2018

Sejarah Hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah Ke Madinah

Rencana Quraisy akan membunuh Muhammad pada malam hari, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke Madinah dan memperkuat diri di sana serta segala bencana yang mungkin menimpa Mekah dan menimpa perdagangan mereka dengan Syam sebagai akibatnya, beritanya sudah sampai kepada Muhammad.
Memang tak ada orang yang menyangsikan, bahwa Muhammad akan menggunakan kesempatan itu untuk hijrah. Akan tetapi, karena begitu kuat ia dapat menyimpan rahasia itu, sehingga tiada seorangpun yang mengetahui, juga Abu Bakr, orang yang pernah menyiapkan dua ekor unta kendaraan tatkala ia meminta ijin kepada Nabi akan hijrah, yang lalu ditangguhkan, hanya sedikit mengetahui soalnya.
Muhammad sendiri memang masih tinggal di Mekah ketika ia sudah mengetahui keadaan Quraisy itu dan ketika kaum Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Dalam ia menantikan perintah Tuhan yang akan mewahyukan kepadanya supaya hijrah, ketika itulah ia pergi ke rumah Abu Bakr dan memberitahukan, bahwa Allah telah mengijinkan ia hijrah. Dimintanya Abu Bakr supaya menemaninya dalam hijrahnya itu, yang lalu diterima baik oleh Abu Bakr.
Di sinilah dimulainya kisah yang paling cemerlang dan indah yang pernah dikenal manusia dalam sejarah pengejaran yang penuh bahaya, demi kebenaran, keyakinan dan iman. Sebelum itu Abu Bakr memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah b. Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya diperlukan.
Tatkala kedua orang itu sudah siap-siap akan meninggalkan Mekah mereka sudah yakin sekali, bahwa Quraisy pasti akan membuntuti mereka. Oleh karena itu Muhammad memutuskan akan menempuh jalan lain dari yang biasa, Juga akan berangkat bukan pada waktu yang biasa.
Di Gua Thur
Menjelang larut malam waktu itu, dengan tidak setahu mereka Muhammad sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakr. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju gua Thaur. Bahwa tujuan kedua orang itu melalui jalan sebelah kanan adalah di luar dugaan.
Tiada seorang yang mengetahui tempat persembunyian mereka dalam gua itu selain Abdullah b. Abu Bakr, dan kedua orang puterinya Aisyah dan Asma, serta pembantu mereka 'Amir b. Fuhaira.
Tugas Abdullah hari-hari berada di tengah-tengah Quraisy sambil mendengar-dengarkan permufakatan mereka terhadap Muhammad, yang pada malam harinya kemudian disampaikannya kepada Nabi dan kepada ayahnya. Sedang 'Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakr' sorenya diistirahatkan, kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah b. Abi Bakr keluar kembali dari tempat mereka, datang 'Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya.
Kedua orang itu tinggal dalam gua selama tiga hari. Sementara itu pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah. Betapa tidak. Mereka melihat bahaya sangat mengancam mereka kalau mereka tidak berhasil menyusul Muhammad dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yasrib. Selama kedua orang itu berada dalam gua, tiada hentinya Muhammad menyebut nama Allah. KepadaNya ia menyerahkan nasibnya itu dan memang kepadaNya pula segala persoalan akan kembali. Dalam pada itu Abu Bakr memasang telinga. Ia ingin mengetahui adakah orang-orang yang sedang mengikuti jejak mereka itu sudah berhasil juga.
Kemudian pemuda-pemuda Quraisy – yang dari setiap kelompok di ambil seorang itu – datang. Mereka membawa pedang dan tongkat sambil mundar-mandir mencari ke segenap penjuru. Tidak jauh dari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang gembala, yang lalu ditanya.
"Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana."
Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakr keringatan. Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Tuhan. Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapi kemudian ada yang turun lagi.
"Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?" tanya kawan-kawannya.
"Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir," jawabnya. "Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana."
Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakr juga makin ketakutan. Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya:
"Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita."
Dalam buku-buku hadis ada juga sumber yang menyebutkan, bahwa setelah terasa oleh Abu Bakr bahwa mereka yang mencari itu sudah mendekat ia berkata dengan berbisik:
"Kalau mereka ada yang menengok ke bawah pasti akan melihat kita."
"Abu Bakr, kalau kau menduga bahwa kita hanya berdua, ketiganya adalah Tuhan," kata Muhammad.
Orang-orang Quraisy makin yakin bahwa dalam gua itu tak ada manusia tatkala dilihatnya ada cabang pohon yang terkulai di mulut gua. Tak ada jalan orang akan dapat masuk ke dalamnya tanpa menghalau dahan-dahan itu. Ketika itulah mereka lalu surut kembali. Kedua orang bersembunyi itu mendengar seruan mereka supaya kembali ke tempat semula. Kepercayaan dan iman Abu Bakr bertambah besar kepada Allah dan kepada Rasul.
"Alhamdulillah, Allahuakbar!" kata Muhammad kemudian.
Sarang laba-laba, dua ekor burung dara dan pohon. Inilah mujizat yang diceritakan oleh buku-buku sejarah hidup Nabi mengenai masalah persembunyian dalam gua Thaur itu. Dan pokok mujizatnya ialah karena segalanya itu tadinya tidak ada. Tetapi sesudah Nabi dan sahabatnya bersembunyi dalam gua, maka cepat-cepatlah laba-laba menganyam sarangnya guna menutup orang yang dalam gua itu dari penglihatan.
Dua ekor burung dara datang pula lalu bertelur di jalan masuk. Sebatang pohonpun tumbuh di tempat yang tadinya belum ditumbuhi. Sehubungan dengan mujizat ini Dermenghem mengatakan:
"Tiga peristiwa itu sajalah mujizat yang diceritakan oleh sejarah Islam yang benar-benar: sarang laba-laba, hinggapnya burung dara dan tumbuhnya pohon-pohonan. Dan ketiga keajaiban ini setiap hari persamaannya selalu ada di muka bumi."
Akan tetapi mujizat begini ini tidak disebutkan dalam Sirat Ibn Hisyam ketika menyinggung cerita gua itu. Paling banyak oleh ahli sejarah ini disebutkan sebagai berikut:
"Mereka berdua menuju ke sebuah gua di Gunung Thaur sebuah gunung di bawah Mekah – lalu masuk ke dalamnya. Abu Bakr meminta anaknya Abdullah supaya mendengar-dengarkan apa yang dikatakan orang tentang mereka itu siang hari, lalu sorenya supaya kembali membawakan berita yang terjadi hari itu. Sedang 'Amir b. Fuhaira supaya menggembalakan kambingnya siang hari dan diistirahatkan kembali bila sorenya ia kembali ke dalam gua. Ketika itu, bila hari sudah sore Asma, datang membawakan makanan yang cocok buat mereka … Rasulullah s.a.w. tinggal dalam gua selama tiga hari tiga malam.
Ketika ia menghilang Quraisy menyediakan seratus ekor unta bagi barangsiapa yang dapat mengembalikannya kepada mereka. Sedang Abdullah b. Abi Bakr siangnya berada di tengah-tengah Quraisy mendengarkan permufakatan mereka dan apa yang mereka percakapkan tentang Rasulullah s.aw. dan Abu Bakr, sorenya ia kembali dan menyampaikan berita itu kepada mereka.
'Amir b. Fuhaira – pembantu Abu Bakr – waktu itu menggembalakan ternaknya di tengah-tengah para gembala Mekah, sorenya kambing Abu Bakr itu diistirahatkan, lalu mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Kalau paginya Abdullah b. Abi Bakr bertolak dari tempat itu ke Mekah, 'Amir b. Fuhaira mengikuti jejaknya dengan membawa kambing supaya jejak itu terhapus. Sesudah berlalu tiga hari dan orangpun mulai tenang, aman mereka, orang yang disewa datang membawa unta kedua orang itu serta untanya sendiri… dan seterusnya."
Demikian Ibn Hisyam menerangkan mengenai cerita gua itu yang kami nukilkan sampai pada waktu Muhammad dan sahabatnya keluar dari sana.
Tentang pengejaran Quraisy terhadap Muhammad untuk dibunuh itu serta tentang cerita gua ini datang firman Tuhan demikian:
"Ingatlah tatkala orang-orang kafir (Quraisy) itu berkomplot membuat rencana terhadap kau, hendak menangkap kau, atau membunuh kau, atau mengusir kau. Mereka membuat rencana dan Allah membuat rencana pula. Allah adalah Perencana terbaik." (Qur'an, 8: 30)
"Kalau kamu tak dapat menolongnya, maka Allah juga Yang telah menolongnya tatkala dia diusir oleh orang-orang kafir (Quraisy). Dia salah seorang dari dua orang itu, ketika keduanya berada dalam gua. Waktu itu ia berkata kepada temannya itu: 'Jangan bersedih hati, Tuhan bersama kita!' Maka Tuhan lalu memberikan ketenangan kepadanya dan dikuatkanNya dengan pasukan yang tidak kamu lihat. Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu juga yang rendah dan kalam Allah itulah yang tinggi. Dan Allah Maha Kuasa dan Bijaksana." (Qur'an, 9: 40)
Berangkat Ke Yasrib
Pada hari ketiga, bila mereka berdua sudah mengetahui, bahwa orang sudah tenang kembali mengenai diri mereka, orang yang disewa tadi datang membawakan unta kedua orang itu serta untanya sendiri. Juga Asma, puteri Abu Bakr datang membawakan makanan.
Oleh karena ketika mereka akan berangkat tak ada sesuatu yang dapat dipakai menggantungkan makanan dan minuman pada pelana barang, Asma, merobek ikat pinggangnya lalu sebelahnya dipakai menggantungkan makanan dan yang sebelah lagi diikatkan. Karena itu ia lalu diberi nama "dhat'n-nitaqain" (yang bersabuk dua).
Mereka berangkat. Setiap orang mengendarai untanya sendiri-sendiri dengan membawa bekal makanan. Abu Bakr membawa limaribu dirham dan itu adalah seluruh hartanya yang ada. Mereka bersembunyi dalam gua itu begitu ketat. Karena mereka mengetahui pihak Quraisy sangat gigih dan hati-hati sekali membuntuti, maka dalam perjalanan ke Yasrib itu mereka mengambil jalan yang tidak biasa ditempuh orang.
Abdullah b. 'Uraiqit – dari Banu Du'il – sebagai penunjuk jalan, membawa mereka hati-hati sekali ke arah selatan di bawahan Mekah, kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah. Oleh karena mereka melalui jalan yang tidak biasa ditempuh orang, di bawanya mereka ke sebelah utara di seberang pantai itu, dengan agak menjauhinya, mengambil jalan yang paling sedikit dilalui orang.
Kedua orang itu beserta penunjuk jalannya sepanjang malam dan di waktu siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan kesulitan, tidak lagi mereka mengenal lelah. Ya, kesulitan mana yang lebih mereka takuti daripada tindakan Quraisy yang akan merintangi mereka mencapai tujuan yang hendak mereka capai demi jalan Allah dan kebenaran itu! Memang, Muhammad sendiri tidak pernah mengalami kesangsian, bahwa Tuhan akan menolongnya, tetapi "jangan kamu mencampakkan diri ke dalam bencana." Allah menolong hambaNya selama hamba menolong dirinya dan menolong sesamanya. Mereka telah melangkah dengan selamat selama dalam gua.
Muslimin Madinah Menantikan Kedatangan Rasul
Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita tentang hijrah Nabi dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Yasrib.
Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasulullah dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya.
Banyak di antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.
Orangpun sudah akan dapat mengira-ngirakan, betapa dalamnya hati mereka itu terangsang tatkala mengetahui, bahwa orang-orang terkemuka Yasrib yang sebelum itu belum pernah melihat Muhammad sudah menjadi pengikutnya hanya karena mendengar dari sahabat-sahabatnya saja, kaum Muslimin yang gigih melakukan dakwah Islam dan sangat mencintai Rasulullah itu.
Islam di Yasrib
Tersebarnya Islam di Yasrib dan keberanian kaum Muslimin di kota itu sebelum hijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin Mekah. Beberapa pemuda Muslimin dengan tidak ragu-ragu mempermainkan berhala-berhala kaum musyrik di sana.
Seseorang yang bernama 'Amr bin'l-Jamuh mempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat, diletakkan di daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan.
'Amr ini adalah seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula. Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk Yasrib biasa dipakai tempat buang air.
Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada 'Amr mencarinya sampai diketemukan lagi, kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula, sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi perbuatannya mempermainkan Manat 'Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: "Kalau kau memang berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau."
Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.
Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya hidup dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia, iapun masuk Islam.
Melihat Islam yang sudah mencapai martabat begitu tinggi di Yasrib, akan mudah sekali orang menilai, betapa memuncaknya kerinduan penduduk kota itu ingin menyambut kedatangan Muhammad, setelah mereka mengetahui ia sudah hijrah dari Mekah. Setiap hari selesai sembahyang Subuh mereka pergi ke luar kota menanti-nantikan kedatangannya sampai pada waktu matahari terbenam dalam hari-hari musim panas bulan Juli.
Dalam pada itu ia sudah di Quba' – dua farsakh jauhnya dari Madinah. Empat hari ia tinggal di tempat itu, ditemani oleh Abu Bakr. Selama masa empat hari itu mesjid Quba' dibangunnya. Sementara itu datang pula Ali b. Abi-Talib ke tempat itu setelah mengembalikan barang-barang amanat – yang dititipkan kepada Muhammad – kepada pemilik-pemiliknya di Mekah.
Setelah itu ia sendiri meninggalkan Mekah, menempuh perjalanannya ke Yasrib dengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan, siangnya bersembunyi. Perjuangan yang sangat meletihkan itu ditanggungnya selama dua minggu penuh, yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya seagama.
Nabi Muhammad SAW Memasuki Madinah
Sementara kaum Muslimin Yasrib pada suatu hari sedang menanti-nantikan seperti biasa tiba-tiba datang seorang Yahudi yang sudah mengetahui apa yang sedang mereka lakukan itu berteriak kepada mereka.
"Hai, Banu Qaila1 ini dia kawan kamu datang!"
Hari itu adalah hari Jum'at dan Muhammad berjum'at di Madinah. Di tempat itulah, ke dalam mesjid yang terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusaha ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut pada setiap kali sembahyang.
Orang-orang terkemuka di Madinah menawarkan diri supaya ia tinggal pada mereka dengan segala persediaan dan persiapan yang ada. Tetapi ia meminta maaf kepada mereka. Kembali ia ke atas unta betinanya, dipasangnya tali keluannya, lalu ia berangkat melalui jalan-jalan di Yasrib, di tengah-tengah kaum Muslimin yang ramai menyambutnya dan memberikan jalan sepanjang jalan yang diliwatinya itu.
Seluruh penduduk Yasrib, baik Yahudi maupun orang-orang pagan menyaksikan adanya hidup baru yang bersemarak dalam kota mereka itu, menyaksikan kehadiran seorang pendatang baru, orang besar yang telah mempersatukan Aus dan Khazraj, yang selama itu saling bermusuhan, saling berperang.
Tidak terlintas dalam pikiran mereka – pada saat ini, saat transisi sejarah yang akan menentukan tujuannya yang baru itu – akan memberikan kemegahan dan kebesaran bagi kota mereka, dan yang akan tetap hidup selama sejarah ini berkembang.
Dibiarkannya unta itu berjalan. Sesampainya ke sebuah tempat penjemuran kurma kepunyaan dua orang anak yatim dari Banu'n-Najjar, unta itu berlutut (berhenti). Ketika itulah Rasul turun dari untanya dan bertanya:
"Kepunyaan siapa tempat ini?" tanyanya.
"Kepunyaan Sahl dan Suhail b. 'Amr," jawab Ma'adh b. 'Afra'. Dia adalah wali kedua anak yatim itu. Ia akan membicarakan soal tersebut dengan kedua anak itu supaya mereka puas. Dimintanya kepada Muhammad supaya di tempat itu didirikan mesjid.
Muhammad mengabulkan permintaan tersebut dan dimintanya pula supaya di tempat itu didirikan mesjid dan tempat-tinggalnya.
Tahun Pertama Rasulullah SAW di Madinah
Yasrib Menyambut Muhajir Besar
Berbondong-bondong penduduk Yasrib ke luar rumah hendak menyambut kedatangan Muhammad, pria dan wanita. Mereka berangkat setelah tersiar berita tentang hijrahnya, tentang Quraisy yang hendak membunuhnya, tentang ketabahannya menempuh panas yang begitu membakar dalam perjalanan yang sangat meletihkan, mengarungi bukit pasir dan batu karang di tengah-tengah dataran Tihama, yang justru memantulkan sinar matahari yang panas dan membakar itu. Mereka keluar karena terdorong ingin mengetahui sekitar berita tentang ajakannya yang sudah tersiar di seluruh jazirah. Ajakan ini juga yang sudah mengikis kepercayaan-kepercayaan lama yang diwarisi dari nenek-moyang mereka, yang sudah dianggap begitu suci.
Akan tetapi mereka keluar itu bukan disebabkan oleh dua alasan ini saja, melainkan lebih jauh lagi, yakni karena orang yang hijrah dari Mekah ini akan menetap di Yasrib. Setiap golongan, setiap kabilah dari penduduk Yasrib, dari segi politik dan sosial dalam hal ini memberikan efek yang bermacam-macam. Inilah yang lebih banyak mendorong mereka menyongsong keluar, daripada sekedar ingin melihat orang ini. Juga mereka ingin mengetahui, benarkah hal itu akan memperkuat dugaan mereka, ataukah mereka harus menarik diri.
Oleh karena itu, sambutan orang-orang musyrik dan Yahudi atas kedatangan Nabi tidak kurang daripada sambutan kaum Muslimin, baik dari Muhajirin maupun dari kalangan Anshar. Mereka semua mengerumuninya. Sesuai dengan perasaan yang berkecamuk dalam hati masing-masing terhadap pendatang orang besar itu, denyutan jantung merekapun tidak sama pula satu sama lain.
Mereka sama-sama mengikutinya tatkala ia melepaskan kekang untanya dan membiarkannya berjalan sekehendaknya sendiri, dengan agak kurang teratur karena masing-masing ingin memandang wajahnya. Semua ingin mengelilinginya dengan pandangan mata tentang orang yang gambarnya sudah terlukis dalam jiwa masing-masing, tentang orang yang telah membuat Ikrar Aqaba kedua, bersama-sama penduduk kota ini – guna melakukan perang mati-matian terhadap Quraisy; orang yang telah hijrah meninggalkan tanah airnya, berpisah dengan keluarganya dengan memikul segala tekanan permusuhan dan tindakan kekerasan dari mereka selama tigabelas tahun terus-menerus. Ini semua demi keyakinan tauhid kepada Allah, tauhid yang dasarnya adalah merenungkan alam semesta ini serta mengungkapkan hakekat yang ada dengan jalan itu.
Pembinaan Mesjid dan Tempat-tempat Tinggal Nabi SAW
Unta yang dinaiki Nabi a.s. berlutut di tempat penjemuran kurma milik Sahl dan Suhail b. Amr. Kemudian tempat itu dibelinya guna dipakai tempat membangun mesjid. Sementara tempat itu dibangun ia tinggal pada keluarga Abu Ayyub Khalid b. Zaid al-Anshari. Dalam membangun mesjid itu Muhammad juga turut bekerja dengan tangannya sendiri.
Kaum Muslimin dari kalangan Muhajirin dan Anshar ikut pula bersama-sama membangun. Selesai mesjid itu dibangun, di sekitarnya dibangun pula tempat-tempat tinggal Rasul. Baik pembangunan mesjid maupun tempat-tempat tinggal itu tidak sampai memaksa seseorang, karena segalanya serba sederhana, disesuaikan dengan petunjuk-petunjuk Muhammad.
Mesjid itu merupakan sebuah ruangan terbuka yang luas, keempat temboknya dibuat daripada batu bata dan tanah. Atapnya sebagian terdiri dari daun kurma dan yang sebagian lagi dibiarkan terbuka, dengan salah satu bagian lagi digunakan tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak punya tempat-tinggal.
Tidak ada penerangan dalam mesjid itu pada malam hari. Hanya pada waktu salat Isya diadakan penerangan dengan membakar jerami. Yang demikian ini berjalan selama sembilan tahun. Sesudah itu kemudian baru mempergunakan lampu-lampu yang dipasang pada batang-batang kurma yang dijadikan penopang atap itu. Sebenarnya tempat-tempat tinggal Nabi sendiri tidak lebih mewah keadaannya daripada mesjid, meskipun memang sudah sepatutnya lebih tertutup.
Orang-orang Yahudi Madinah
Kalau inilah tujuan Muhammad dalam pertimbangannya mengenai masalah Yasrib serta harus menjamin adanya kebebasan, maka penduduk kota ini pun menyambutnya dalam pikiran yang serupa, meskipun setiap golongan pertimbangannya saling bertentangan satu sama lain. Penduduk Yasrib pada waktu itu terdiri dari kaum Muslimin – Muhajirin dan Anshar – orang-orang musyrik dari sisa-sisa Aus dan Khazraj – sedang hubungan kedua golongan ini sudah sama-sama kita ketahui; kemudian orang-orang Yahudi: Banu Qainuqa di sebelah dalam, Banu Quraiza di Fadak, Banu'n-Nadzir tidak jauh dari sana dan Yahudi Khaibar di Utara.
Ada pun kaum Muhajirin dan Anshar, karena solidaritas agama baru itu, mereka sudah erat sekali bersatu. Sungguhpun begitu, kekuatiran dalam hati Muhammad belum hilang samasekali, kalau-kalau suatu waktu kebencian lama di kalangan mereka akan kembali timbul. Sekarang terpikir olehnya bahwa setiap keraguan semacam itu harus dihilangkan. Usaha ini akan tampak juga pengaruhnya
Sebaliknya golongan musyrik dari sisa-sisa Aus dan Khazraj, akibat peperangan-peperangan masa lampau, mereka merasa lemah sekali di tengah-tengah kaum Muslimin dan Yahudi itu. Mereka mencari jalan supaya antara keduanya itu timbul insiden.
Selanjutnya golongan Yahudi dengan tiada ragu-ragu merekapun menyambut baik kedatangan Muhammad dengan dugaan bahwa mereka akan dapat membujuknya dan sekaligus merangkulnya ke pihak mereka, serta dapat pula diminta bantuannya membentuk sebuah jazirah Arab. Dengan demikian mereka akan dapat pula membendung Kristen, yang telah mengusir Yahudi, -bangsa pilihan Tuhan – dari Palestina, Tanah yang Dijanjikan dan tanah air mereka itu.
Muhammad SAW Mempersaudarakan Kaum Muhajirin Dengan Anshar
Sekarang ia bermusyawarah dengan kedua wazirnya itu Abu Bakr dan Umar – demikianlah mereka dinamakan. Dengan sendirinya yang menjadi pokok pikirannya yang mula-mula ialah menyusun barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka, guna menghilangkan segala bayangan yang akan membangkitkan api permusuhan lama di kalangan mereka itu.
Untuk mencapai maksud ini diajaknya kaum Muslimin supaya masing-masing dua bersaudara, demi Allah. Dia sendiri bersaudara dengan Ali b. Abi Talib. Hamzah pamannya bersaudara dengan Zaid bekas budaknya. Abu Bakr bersaudara dengan Kharija b. Zaid. Umar ibn'l-Khattab, bersaudara dengan 'Itban b. Malik al-Khazraji.
Demikian juga setiap orang dari kalangan Muhajirin yang sekarang sudah banyak jumlahnya di Yasrib – sesudah mereka yang tadinya masih tinggal di Mekah menyusul ke Madinah setelah Rasul hijrah – dipersaudarakan pula dengan setiap orang dari pihak Anshar, yang oleh Rasul lalu dijadikan hukum saudara sedarah senasib. Dengan persaudaraan demikian ini persaudaraan kaum Muslimin bertambah kukuh adanya.
Ternyata kalangan Anshar memperlihatkan sikap keramahtamahan yang luarbiasa terhadap saudara-saudara mereka kaum Muhajirin ini, yang sejak semula sudah mereka sambut dengan penuh gembira. Sebabnya ialah, mereka telah meninggalkan Mekah, dan bersama itu mereka tinggalkan pula segala yang mereka miliki, harta-benda dan semua kekayaan.
Sebagian besar ketika mereka memasuki Madinah sudah hampir tak ada lagi yang akan dimakan disamping mereka memang bukan orang berada dan berkecukupan selain Usman b. 'Affan. Sedangkan yang lain sedikit sekali yang dapat membawa sesuatu yang berguna dari Mekah.
Pada suatu hari Hamzah paman Rasul pergi mendatanginya dengan permintaan kalau-kalau ada yang dapat dimakannya. Abdur-Rahman b. 'Auf yang sudah bersaudara dengan Sa'd bin'r-Rabi' ketika di Yasrib ia sudah tidak punya apa-apa lagi. Ketika Sa'd menawarkan hartanya akan dibagi dua, Abdur-Rahman menolak. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Dan di sanalah ia mulai berdagang mentega dan keju.
Dalam waktu tidak berapa lama, dengan kecakapannya berdagang ia telah dapat mencapai kekayaan kembali, dan dapat pula memberikan mas-kawin kepada salah seorang wanita Madinah. Bahkan sudah mempunyai kafilah-kafilah yang pergi dan pulang membawa perdagangan. Selain Abdur-Rahman, dari kalangan Muhajirin, banyak juga yang telah melakukan hal serupa itu. Sebenarnya karena kepandaian orang-orang Mekah itu dalam bidang perdagangan sampai ada orang mengatakan: dengan perdagangannya itu ia dapat mengubah pasir sahara menjadi emas.
Dengan adanya persatuan kaum Muslimin dengan cara persaudaraan itu Muhammad sudah merasa lebih tenteram. Sudah tentu ini merupakan suatu langkah politik yang bijaksana sekali dan sekaligus menunjukkan adanya suatu perhitungan yang tepat serta pandangan jauh.
Baru tampak kepada kita arti semua ini bila kita melihat segala daya-upaya kaum Munafik yang hendak merusak dan menjerumuskan kaum Muslimin ke dalam peperangan antara Aus dengan Khazraj dan antara Muhajirin dengan Anshar. Akan tetapi suatu operasi politik yang begitu tinggi dan yang menunjukkan adanya kemampuan luarbiasa, ialah apa yang telah dicapai oleh Muhammad dengan mewujudkan persatuan Yasrib dan meletakkan dasar organisasi politiknya dengan mengadakan persetujuan dengan pihak Yahudi atas landasan kebebasan dan persekutuan yang kuat sekali.
Orang sudah melihat betapa mereka menyambut baik kedatangannya dengan harapan akan dapat dibujuknya ke pihak mereka. Penghormatan mereka ini dengan segera dibalasnya pula dengan penghormatan yang sama serta mengadakan tali silaturahmi dengan mereka. Ia bicara dengan kepala-kepala mereka, didekatkannya pembesar-pembesar mereka dibentuknya dengan mereka itu suatu tali persahabatan, dengan pertimbangan bahwa mereka juga Ahli Kitab dan kaum monotheis.
Lebih dari itu bahwa pada waktu mereka berpuasa iapun ikut puasa. Pada waktu itu kiblatnya dalam sembahyang masih menghadap ke Bait'l-Maqdis, titik perhatian mereka, tempat terkumpulnya semua Keluarga Israil. Persahabatannya dengan pihak Yahudi dan persahabatan pihak Yahudi dengan dia makin sehari makin bertambah erat dan dekat juga.
Perjanjiannya dengan Yahudi Menetapkan Kebebasan Beragama
Antara kaum Muhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi, Muhammad membuat suatu perjanjian tertulis yang berisi pengakuan atas agama mereka dan harta-benda mereka, dengan syarat-syarat timbal balik.
Perjanjian politik inilah yang telah diletakkan Muhammad sejak empat belas abad yang lalu dan yang telah menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat; tentang keselamatan harta-benda dan larangan orang melakukan kejahatan. Ia telah membukakan pintu baru dalam kehidupan politik dan peradaban dunia masa itu. Dunia, yang selama ini hanya menjadi permainan tangan tirani, dikuasai oleh kekejaman dan kehancuran semata. Apabila dalam penandatanganan dokumen ini orang-orang Yahudi Banu Quraiza, Banu'n-Nadzir dan Banu Qainuqa tidak ikut serta, namun tidak selang lama sesudah itu merekapun mengadakan perjanjian yang serupa dengan Nabi.
Perintah Zakat dan Puasa
Dalam suasana kaum Muslimin yang sudah mulai tenteram menjalankan tugas-tugas agama itu, pada waktu itu kewajiban zakat dan puasa mulai pula dijalankan hukumnya. Di Yasrib inilah Islam mulai menemukan kekuatannya. Ketika Muhammad sampai di Madinah, bila ketika itu waktu-waktu sembahyang sudah tiba, orang berkumpul bersama-sama tanpa dipanggil. Lalu terpikir akan memanggil orang bersembahyang dengan mempergunakan terompet seperti orang-orang Yahudi. Tetapi dia tidak menyukai terompet itu. Lalu dianjurkan mempergunakan genta, yang akan dipukul waktu sembahyang, seperti dilakukan oleh orang-orang Nasrani.
Tetapi kemudian sesudah ada saran dari Umar dan sekelompok Muslimim – menurut satu sumber, – atau dengan perintah Tuhan melalui wahyu, menurut sumber lain – penggunaan genta inipun dibatalkan dan diganti dengan azan. Selanjutnya diminta kepada Abdullah b. Zaid b. Tha'laba:
"Kau pergi dengan Bilal dan bacakan kepadanya – maksudnya teks azan – dan suruh dia menyerukan azan itu, sebab suaranya lebih merdu dari suaramu."
Azan Sembahyang
Di samping mesjid ada sebuah rumah kepunyaan seorang wanita dari Banu'n-Najjar yang lebih tinggi dari mesjid. Bilal naik keatas rumah itu lalu menyerukan azan. Dengan demikian, setiap hari di waktu fajar seluruh penduduk Yasrib mendengar seruan bersembahyang itu diucapkan dengan alunan suara yamg indah dan lembut sekali, yang ditujukan Bilal ke segenap penjuru, dan menggema ke telinga pendengarnya:
"Allahu Ahbar! Allahu Akbar! Asyhadu an la ilaha illa Allah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayy 'ala' sh-shala hayy 'ala'l-falah. Allahu Akbar. Allahu Akbar. La ilaha illa Allah." (Allah Maha Besar! Allah Maha Besar! Aku bersaksi tak ada tuhan selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah. Marilah sembahyang. Marilah mencapai kemenangan. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Tak ada tuhan selain Allah).
Dengan demikian ini rasa takut yang selama ini membayangi kaum Muslimin telah berubah jadi aman dan tenteram. Yasrib kini telah menjadi Madinat'r-Rasul – menjadi Kota – Rasulullah. Penduduk kota ini yang bukan Islam sudah pula merasakan adanya kekuatan kaum Muslimin – suatu kekuatan yang bersumber dari lubuk hati yang sudah mengenal pengorbanan, yang sudah mengalami pelbagai macam penderitaan, demi membela iman. Kini mereka memetik buahnya, buah kesabaran dan ketabahan hati. Mereka merasakan adanya kebebasan beragama yang telah ditentukan Islam itu dan bahwa tidak ada kekuasaan seseorang atas manusia lain, dan bahwa agama hanya bagi Allah semata, hanya kepadaNya adanya pengabdian itu. Di hadapan Tuhan semua manusia itu sama. Balasan yang akan mereka terima sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan dan dengan niat yang telah mendorong perbuatan itu.
Batu pertama ini ialah persaudaraan umat manusia: persaudaraan yang akan mengakibatkan seseorang tidak sempurna imannya sebelum ia dapat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri dan sebelum persaudaraan demikian itu dapat mencapai kebaikan dan rasa kasih-sayang tanpa suatu sikap lemah dan mudah menyerah. Ada orang yang bertanya kepada Muhammad; "Perbuatan apakah yang baik dalam Islam?" Dijawab: "Sudi memberi makan dan memberi salam kepada orang yang kaukenal dan yang tidak kaukenal."
Kiblat dari Al-Masjid'l-Aqsha Dialihkan ke Al-Masjid'l-Haram
Orang-orang Yahudi merasa sesak napas terhadap Muhammad. Terpikir oleh mereka akan melakukan tipu-daya terhadapnya, akan meyakinkannya sampai ia keluar meninggalkan Madinah seperti yang terjadi karena gangguan-gangguan Quraisy dahulu sampai ia dan sahabat-sahabatnyapun keluar meninggalkan Mekah.
Lalu mereka mengatakan kepadanya, bahwa para rasul sebelum dia semua pergi ke Bait'l-Maqdis dan memang di sana tempat tinggal mereka. Jika dia juga memang benar-benar seorang rasul, iapun akan berbuat seperti mereka, dan kota Madinah ini akan dianggapnya sebagai kota perantara dalam hijrahnya dulu antara Mekah dengan al-Masjid'l-Aqsha. Akan tetapi, apa yang sudah mereka kemukakan kepadanya itu bagi Muhammad tidak perlu lama-lama berpikir untuk mengetahui, bahwa mereka sedang melakukan tipu-muslihat terhadap dirinya. Pada saat itu Tuhan mewahyukan kepadanya, menjelang tujuhbelas bulan ia tinggal di Madinah, untuk menghadapkan kiblatnya ke al-Masjid'l-Haram, Rumah Ibrahim dan Ismail:
"Kami sebenarnya melihat wajahmu yang menengadah ke langit itu. Akan Kami hadapkan mukamu ke arah kiblat yang kausukai. Hadapkan mukamu ke arah al-Masjid'l-Haram. Dimana saja kau berada hadapkanlah mukamu kearah itu." (Qur'an, 2: 142-143)
Orang-orang Yahudi ternyata menyesalkan kejadian itu. Sekali lagi mereka berusaha memperdayakannya, dengan mengatakan, bahwa mereka akan mau jadi pengikutnya kalau ia kembali ke kiblat semula. Di sini firman Tuhan menyebutkan:
"Dari orang-orang yang masih bodoh akan mengatakan: Apakah yang menyebabkan mereka berpaling dari kiblat yang dulu. Katakanlah: Timur dan Barat itu kepunyaan Allah. DipimpinNya siapa yang disukaiNya ke jalan yang lurus. Begitu juga Kami jadikan kamu suatu umat pertengahan, supaya kamu menjadi saksi kepada umat manusia, dan Rasulpun menjadi saksi kepadamu. Dan Kami jadikan kiblat yang biasa kaupergunakan itu, hanyalah untuk menguji siapa pula yang berbalik belakang. Dan itu memang berat, kecuali bagi mereka yang telah mendapat pimpinan Tuhan." (Qur'an, 2: 144)
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di Madinah setelah hijrah, antara lain:

Selasa, 04 September 2018

SHOLAWAT HAJI

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

يا رَبِّ صَلِّ وَسَلّمْ        #     عَلَى النّبِى خَيْزِ الْاَنَامْ
   زُرْنَا مَكَّةْ وَاِلَى زَمْزَمْ   #      مُحَمّدْ عَلَيْهِ السَّلاَمْ
وَجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا     #     وَجْعَلْهُ شَعْيًا مَشْكُوْرًا
 وَجْعَلْهُ دَنْبًا مَغْفُوْرًا      #     وَجْعَلْهُ عُمْرَةً مَقْبُوْلَهُ
     بِجَاهِ مُصْطَفَى الرَّسُوْلْ  #     وَجُدْ بِنَا وَبِالْقَبُوْل
   سَهِّلْنَا حُصُوْلُ الْمَسوْلْ   #     قَرِّبْنَابُعْدَ الْمَاءْمُوْلْ
 وَاجْعَلْ لَنَا كُلَّ الْخَيْرَاتْ  #     وَجْعَلْنَا اُمَّةَ صَا لِحَةْ
 وَسَلِّمْنَا مِنَ الْاَفَا           #    تِفِى الدُ نْيَا وَالْاَ خِرَةْ
    فَيَا اِلَهِ الْعَالَمِيْنَ           #     وَيَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
  وَانْصُرْنَا كَيْدَ الْكَافِرِيْنَ   #     بِجَاهِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ
       يَارَبِّ نَوِّرْ قَلْبَنَا           #     بِنُوْرِ قُرْانٍ جَلًا
           وَافْتَحْ لَنَا بِالدَّ رْسِ اَوْ     #     قِرَاءَةٍ تَرَتَّلاَ
       وَرْزُقْ بِفَهْمِ الْاَنْبْيَاءِ       #    لَنَا وَكُلِّ مَنْ تَلَا
   ثَبِّتْ بِهِ اِمَا نَنَا             #     دُنْيَا وَاُخْرًى كَامِلًا
       بِجاه ِخَيْر مَنْ هَدِى        #    مُحَمَّدٍ قَدْ اُرْسِلَا
       لِلْعَالَمِيْنَ كَافَةً               #    وَرَحْمَةً مُفَضَّلَا
صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا           #    عَلَى النَّبِى خَيْرِ الْاَنَامْ
     وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ               #    وَالتّا بعيْنَ الْكُمّلَا

PERINTAH JIHAD MEDSOS DARI KETUM PBNU

“Saya Ketua Umum PBNU menghimbau kepada seluruh Generasi Muda NU dimanapun berada, agar siap memasuki era globalisasi, era medsos, era online yang sangat-sangat mendesak, agar kita mampu menjaga, mengawal dan merawat aqidah Aswaja, dan juga menjaga keselamatan NKRI”

Warna Kiswah Ka'bah dari masa ke masa.


Bagi mereka yang baru sampai ke tanah suci, momen yang paling indah, mengesankan dan mengharukan adalah ketika pertama kali memandang Ka'bah yang begitu anggun dan gagah dengan gaun hitam dan sabuk emasnya. Tak jarang air mata dengan sendirinya akan mengalir begitu deras ketika itu, tatkala hati dipenuhi oleh kecamuk perasaan dan tatkala lisan sudah tak bisa lagi menjalankan tugasnya sebagai pengungkap pesan. 

Sabtu, 01 September 2018

TAULADAN ASWAJA


KISAH MENAKJUBKAN SALAH SATU WALIYULLOH
"HABIB ABU BAKAR ASSEGAF GRESIK"


HABIB ABU BAKAR ASSEGAF GRESIK...WALI QUTUB...MAKAM BELIAU DI ZIYARAHI HABAIB SEDUNIA...MENGISI HIDUP DENGAN MENGAJAR DAN MEMBERSIHKAN HATI..

Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Saggaf WALI QUTB Yang Khatam Membaca Kitab IHYA'ULUMUDDIN 5 Jilid ( dar Fikr ) DIBACA KHATAM 4O KALI, Dan Majlis Beliau Di Lanjutkan Di NDALEM LAMA BELIAU SUDAH KHATAM KE 90 KALI.

Habib Abu Bakar dari Gresik